Disclaimer

Blog ini berisikan tentang materi dan konten dewasa, sehingga hanya boleh dikunjunngi oleh mereka yang berusia 18 tahun keatas.
Kami percaya, manusia pada usia itu sudah cukup matang untuk mempertanggung jawabkan semua hasil perbuatannya, baik itu perbuatan yang positif maupun negatif.
Kehadiran BLOG ini dimaksudkan hanya sebagai penambah wawasan erotisme belaka, tidak dimaksudkan untuk mendorong pengunjungnya berbuat diluar norma dan adat yang berlaku ditempat tinggal pengunjung.
Segala tindakan pengunjung diluar tanggung jawab kami sebagai admin dalam blog ini.
terima kasih.

Sabtu, 15 Januari 2011

PEMBURU ANAK DIBAWAH UMUR BERKEDOK PASTUR

Legiun Kristus, kelompok Katolik Roma yang memadukan kekayaan sebesar 21 milyar pound dengan kekejian moral yang intens dan konservatisme ekstrim, bulan ini menghadapi pembalasan keadilannya.
Selama bertahun-tahun organisasi ini dilindungi oleh John Paul II, paus Polandia, dan mantan sekretarisnya, Kardinal Stanislaw Dziwisz, Uskup Krakow. Sekarang reputasi Bapa Marcial Maciel, orang Meksiko yang mendirikan kelompok ini di tahun 1941, akhirnya menjadi korban dari reformasi yang dilakukan oleh penerus Jerman dari John Paul II, Benedict XVI.
Ayah incest dari tiga – mungkin enam – anak, pedofil berantai, pecandu morfin, pecinta la dolce vita, dan agen CIA yang menyamar, Maciel, yang meninggal tahun 2008 di usia 87 tahun, membangun sebuah raksasa kerajaan relijius. Kelompok ini memegang kesetiaan dari 750 imam dan 2.500 seminaris dari 39 negara di Legiun yang tepat, dengan jumlah sekitar 70.000 anggota di setiap cabangnya, Regnum Christi, Kerajaan Kristus, dan 131.000 siswa di sekolah-sekolah dan universitas yang dimilikinya.
Nama militaristik dari organisasi itu mengingatkan pada peristiwa berdarah di Meksiko tahun 1920an, yang dipaparkan oleh Graham Greene, ketika Cristeros, yang setia pada tradisi agama, bangkit melawan pemerintah yang anti-pemuka agama. Ada beberapa kaitan dengan hari-hari awal dari organisasi rahasia Opus Dei yang berbasis di Spanyol, favorit John Paul II lainnya. Reputasi paus Polandia itu tidak bisa tak tercemar ketika cerita sesungguhnya dari Maciel dan Legiunnya terungkap.
Benedict sering mengungkapkan ketidaksenangannya pada Maciel, yang kegemarannya akan pedofilia sudah terdeteksi tapi tidak ditindaklanjuti oleh Roma.
Paus akhirnya memerintahkan Maciel untuk berhenti melayani umat di tahun 2006 dan menjalani kehidupan yang penuh dengan ibadah dan penyesalan untuk dosa-dosanya. Sejak saat itu, Paus Benedict, yang akan mengunjungi Inggris bulan depan, telah memperkuat catatannya yang solid tetapi sampai sekarang tidak diakui tentang pemberantasan pelecehan di gereja dengan sikapnya terhadap Legiun. Pada bulan Mei, Vatikan mengatakan bahwa Maciel telah menjalani kehidupan ganda tanpa keberatan dan sentimen relijius yang otentik.
Merujuk pada praktik Legiun yang memaksakan "sumpah keempat" pada anggotanya – sebagai tambahan tiga sumpah tradisional yang terdiri atas kemiskinan, kesederhanaan, dan ketaatan – yang menuntut penerimaan tanpa syarat dan keluhan dari kata-kata Maciel, Vatikan mengatakan, "Dengan menjauhkan dan menepis keraguan dari semua yang mempertanyakan perilakunya, dia menciptakan di sekelilingnya mekanisme pertahanan yang membuatnya tidak bisa disangkal untuk jangka waktu lama, membuatnya sulit untuk mengetahui kehidupannya yang sebenarnya."
Paus sekarang memberikan kekuasaan penuh atas Legiun pada Uskup Velasio De Paolis, seorang pakar perintah relijius dan spesialis keuangan. Dia telah mulai bekerja dan Legiun tidak akan mungkin bertahan dalam bentuk apapun yang bisa dikenali.
Benedict diam-diam menyangkal sikap John Paul II dan Uskup Dziwisz. Almarhum Paus menyebut Maciel sebagai panduan yang manjur bagi generasi muda, dan memuji bakatnya dalam menarik para pemuda ke jajaran habis imamat. Figur-figur senior di gereja, yang seringkali adalah penerima sumbangan finansial dari Legiun, bergabung dalam kejeniusannya untuk menggalang dana dan menumpuk kekayaan.
Rekan-rekan awal Maciel termasuk Miguel Aleman, presiden Meksiko tahun 1946-1952 dan pendiri industri pariwisata di negaranya, dan Carlos Slim, pria terkaya di dunia dan pemilik saham yang cukup besar di agensi berita New York Times. Dalam sebuah investigasi panjang ke dalam Legiun, reporter National Catholic dari kota Kansas mengidentifikasi Slim sebagai pendukung besar Legiun. Dia juga dekat dengan keluarga Garza Sada di Meksiko, yang menguasai kerajaan milyaran dolar di kota metropolis industri Monterrey di Meksiko. Di dunia seni, kontak-kontaknya mencakup Placido Domingo, penyanyi tenor Spanyol yang tumbuh besar di Meksiko, dan Mel Gibson, aktor dan sutradara.
Secara politik dia berhubungan dekat dengan kelompok kanan di AS, Jeb Bush (saudara George W Bush), Rick Santorum (mantan Senator AS), dan Thomas Monaghan (jutawan Domino’s Pizza yang membiayai katedral baru di ibukota Nikaragua, Managua).
Setelah bertahan dari tuduhan penyuka sesama jenis, Maciel memasukkan wanita dalam kehidupannya. Raul Gonzalez dan adiknya Christian terlahir dari Maciel dan Blanca Lara, pembantu rumah tangga yang ditemui Maciel pada tahun 1976 ketika wanita itu berusia 19 tahun dan dia 56. Maciel mengatakan pada Lara bahwa namanya adalah Raul Rivas dan bahwa dia adalah agen CIA dan petugas keamanan untuk perusahaan minyak. Kedua anak laki-lakinya dan Omar – seorang putra yang dia peroleh dan adopsi dari hubungan sebelumnya – dibesarkan di sebuah rumah yang dibelinya untuk Lara di Cuernavaca. Dalam sebuah wawancara TV baru-baru ini, Raul mengklaim, "Ketika saya berusia tujuh tahun, saya berbaring bersamanya seperti anak laki-laki lain dengan ayah mereka. Dia menarik celana saya dan berusaha memperkosa saya." Dia kemudian dikirim ke sekolah asrama di Irlandia.
Raul sekarang menuntut Legiun Kristus di AS untuk peran mereka dalam membiarkan Maciel memelihara hubungan incest dengannya selama bertahun-tahun. (rin/bt) 

KENANGAN ENAK SAAT LIBURAN

Sintia dan Dina mengajak aku ke pulau, nginep semalem. Mereka akan membawa pasangan masing2, sedang aku gak punya pasangan. “Nanti di pulau ada senior trainer untuk snorkeling dan diving, orangnya 40an, ganteng dan tegap badannya. Tipe kamu banget deh Nes. Kamu bisa partneran sama dia”, kata Dina. “Iya, kalo gak aku bengong, sedang kalian berdua asik dengan pasangan masing2″, jawabku. Ketika di Marina Ancol setelah makan siang, aku dikenalkan Dina dengan mas Anto, trainer yang dia sebutkan itu.Cerita Panas Dewasa
Orangnya ganteng juga dan perawakannya tegap, maklumlah untuk olahraga air seperti itu perlu stamina yang tinggi, apalagi dia harus mengajari orang yang akan melakukan diving, kalo snorkeling katanya relatif mudah. “Mas, staf pulau ya”, kataku membuka pembicaraan, ketika speedboat meluncur meninggalkan Marina. “Oh enggak, aku hanya bantu pulau untuk acara diving dan snorkeling. Kalo ada permintaan, pulau akan kontak aku. Ines senang diving?” “Belon pernah mas, susah ya kalo mo diving.
Temenku juga pada belon pernah diving”. “Kalo gitu kita snorkeling aja, gak susah kok, cuma ngambang sambil menikmati panorama bawah laut. Di pulau ada lokasi yang sangat indah untuk snorkeling. Kalo mau diving sedikit sambil snorkeling juga bisa, gak dalem kok lautnya”. “Kalo diving kan butuh peralatan, mas”. “Gak usah, dilokasi snorkeling lautnya gak dalem, tahan napas sebentar bisa kok nyilem sedikit. Nanti deh aku ajari”. Cuaca sangat cerah, laut sepertinya tanpa ombak sehingga perjalanan menuju ke pulau tanpa hambatan apa2. Sesampai di pulau ke 2 temanku langsung cek in ke cottage masing2 dengan pasangannya. Kami mendapatkan cottage yang terapung di laut, letaknya agak berjauhan. Aku dapat cottage yang paling menjorok ke laut. Segera aku cuma mengenakan bikini ku karena mas Anto sudah menunggu untuk snorkeling. Mas Anto membelalak melihat bodiku yang tertutup bikini yang minim itu. Toketku seakan mau tumpah dari bra bikiniku yang aga kekecilan. “Nes kamu seksi amat”. Aku hanya tersenyum mendengarnya. Dia memberiku kacamata snorkeling yang ada perati untuk bernapas. aku gak tau ke2 temanku lagi ngapain sama pasangannya. Mula2 kita latihan dulu di kolam renang untuk membiasakan diri dengan kacamata snorkeling itu dan sepatu kataknya. “Kamu mau diving sedikit gak Nes, kalo mau gak usah pake pelampung”.
“Iya deh mas, mau. Gak dalem kan lautnya”. “Temen2 kamu gak mau ikutan snorkeling”. “Gak tau pada kemana, kalo udah sama cowoknya masing2 ya asik sendiri lah, Ines sama mas aja, gak punya cowok sih”. “Masak sih, kamu kan cantik, seksi lagi, masak gak ada cowok yang mau, aku aja mau kok”. Dia mulai menggodaku. Aku hanya tersenyum mendengar celetukan usilnya. Kami mulai latihan di kolam renang. Setelah aku terbiasa dengan kaca mata itu, aku diajaknya ke lokasi diantar dengan speedboat pulau. Sampai dilokasi, aku langsung nyebur ke laut ditemani mas Anto, sedang speedboat kembali ke pulau, dijanjikan akan dijemput lagi setelah kami puas ber snorkeling. Pemandangan bawah airnya indah sekali, jauh lebih indah katimbang ngeliat di akuarium laut. Tidak puas hanya snorkeling saja, mas Anto mengajakku sedikit diving. Aku diajarinya sebentar untuk bagaimana menahan napas, kemudian kami menyelam. Aku bisa lebih dekat dengan objek yang kulihat dari permukaan. Karena gak bisa menahan napas lama, sebentar2 aku harus kepermukaan untuk menahan napas. Tapi menyenangkanlah bersama mas Anto di laut.
Mas Antopun mulai usil, beberapa kali toketku sengaja digesek dengan lengannya. Aku kembali tersenyum membiarkan. Dia makin berani, toketku malah dirabanya. “Nes, kamu napsuin deh”, katanya to the point. “Masak sih mas napsu ngeliat Ines”. “Iya lah Nes, toket kamu montok banget, aku pengen ngeremes jadinya”, katanya sambil langsung meremes toketku. “Mas…”, keluhku. “Tuh yang jemput sudah dateng”. Aku gak tau berapa lama, kita main2 dilaut, tapi kayanya matahari sudah condong ke barat ketika kami sampai di pulau. Mas Anto mengajakku ke kolam renang lagi untuk main air. Di kolam renang, Dina dan Sintia sedang main air juga dengan pasangannya masing2, mereka juga pake bikini yang seksi. Terutama Dina yang toketnya paling besar dari kami bertiga. Cowoknya tanpa sungkan meremas2 toket Dina, Dina hanya cekikikan aja. Juga Sintia yang diremas2 oleh cowoknya. Karena kami ke pulau ketika week day, maka di pulau tidak ada tamu lain selain kita. “Darimana Nes”, tanya Sintia. “Aku snorkeling sama mas Anto, asik deh”.
“Kok gak ngajak2″, protes Dina. “Aku nunggu kalian gak keluar2 dari cottage, makanya ditinggal. Tapi kalo ada kalia malah mengganggu aku dan mas Anto”. Kami main2 dikolam sampe lewat magrib, mas Antopun dengan napsunya meremas2 toketku terus. Aku membalas dengan meremas kontolnya. Terasa kontolnya sudah keras sekali dibalik celana pendek gombrongnya. Yang mengejutkanku ukurannya, terasa besar sekali dan panjang, kontol kesukaanku. “Mas besar sekali”, bisikku. “Mau ngerasain Nes, belon pernah ya ngerasain yang besar seperti punyaku”, jawabnya sambil berbisik juga. Karena sudah gelap, kami balik ke cottage masing2, mas Anto ikut ke cottageku walaupun pulau menyediakan kamar untuknya diperumahan staf. Dia duduk saja di teras yang menghadap ke laut, sementara aku mandi. Aku mengenakan celana super pendek dan bra bikini. Dia tetap saja memakai celana gombrongnya walaupun basah. Kita langsung menuju ke ruang makan karena perut sudah keroncongan. Kami makan malem sembari ngobrol dan becanda2.
Mas Anto mengelus2 pahaku terus. Paha kukangkangkan. Aku jadi menggeliat2 karena rabaannya pada paha bagian dalam, “Aah”, erangku, karena napsuku mulai naik. “Kenapa Nes, napsu ya”, katanya. “Tangan mas nakal sih”, kataku terengah. “Abis kamu napsuin sih”, jawabnya dengan tetap ngelus2 pahaku, elusannya makin lama makin naik ke atas. Kini tangannya mulai meraba dan meremes nonokku dari luar celana pendekku, Aku semakin terangsang karena ulahnya, “Aku jadi napsu nih”, bisikku. Baiknya temen2ku sudah selesai makan dan ngajak karaokean. Aku terbebas dari elusan mas Anto. Di ruang karaoke, kami nyanyi2 bergantian. Bosen karaoke, mas Anto minta dvd sama operator karaoke dan memutarnya, ternyata film biru. Asiknya ceweknya tampang melayu, cowoknya bule. Mereka maennya di kolam renang. Mulai dari ngelus, ngeremes, ngemut sampe akhirnya ngenjot dalam berbagai posisi. Mas anto kembali menggerayangi toketku. Kulihat temen2ku sudah tenggelam dalam pelukan pasangannya masing2. Gak lama kemudian Dina keluar ruang, diikuti dengan Sintia. Pastinya mereka akan meneruskan acara di cottage masing2. Mas Anto berbisik, “Kekamar aja yuk Nes”. Aku ikut saja ketika tanganku ditariknya, sambil berpelukan kita menuju ke cottageku. Di cottage, mas Anto membereskan teras, dipan yang ada diteras dihampari selimut sebagai alas. Dia mengambil bantal dari kamar dan mematikan lampu teras. Suasana reman2 karena hanya disinari lampu dari kamar. Romantis sekali suasananya karena hanya terdengar demburan ombak dan terasa sekali2 ada angin membelai badan.
Aku berbaring di dipan yang sempit sehingga agak berdesakan dengan mas Anto. Dia terus meremas-remas gundukan di selangkanganku. Aku merespon dengan gerakan pinggulku yang menekan-nekan tangannya. Perlahan-lahan celana pendekku dilbukanya, aku mengangkat pantatku supaya celana itu mudah dilepaskan. Terasa jarinya mulai menelusuri CDku. Dia meremas kembali gundukan yang kini hanya terlindung oleh cd. Kemudian jarinya menguak cdku dari samping. Jari tengahnya dengan trampil mencari belahan nonokku. Jari tengahnya mulai menelusuri kehangatan sekaligus kelembaban di balik jembut keritingku yang lebat. Sampai akhirnya mendarat di i tilku. Daging kecil itu sudah mengeras. Dia segera berkosentrasi pada bagian itu. Aku tidak mampu menahan kenikmatan akibat gelitikan jarinya di i tilku. Aku makin erat memeluknya dan dia makin intensif memainkan jariku di i tilku. Aku tidak bisa memperkirakan berapa lama jarinya bermain diitilku.
Akhirnya aku mengejang. Aku nyampe. “Mas, belum apa2 Ines dah nyampe. Hebat ih permainan jarinya mas. Apalagi kontol mas ya”, kataku terengah. Dia mengangkangkan pahaku dan terasa hembusan napasnya yang hangat di pahaku. Dia mulai menjilati pahaku, dari bawah bergerak perlahan keatas sambil digigit2nya pelan. Aku menggigil menahan geli saat lidahnya menyelisuri pahaku. “Mas pinter banget ngerangsang Ines, udah biasa ngerangsang cewek ya”, kataklu terengah. CD ku yang minim itu dengan mudah dilepasnya, demikian pula bra bikiniku dan tak lama kemudian terasa lidahnya menghunjam ke nonokku yang sudah sangat basah. Aku hanya pasrah saja atas perlakuannya, aku hanya bisa mengerang karena rangsangan pada nonokku itu. Lidahnya menyusup ke dalam nonokku dan mulai bergerak keatas.
Aku makin mengejang ketika dia mulai menjilati i tilku. “Ines sudah pengen dien tot”, aku mengerang saking napsunya. Dia menghentikan aksinya, kemudian memelukku dan mencium bibirku dengan napsunya. Lidahnya menerobos bibirku dan mencari lidahku, segera aku bereaksi yang sama sehingga lidah kami saling membelit didalam mulutku. Pelukannya makin erat. Terasa ada sesuatu yang mengganjal diperutku, kontolnya rupanya sudah ngaceng berat. Tangannya mulai bergerak kebawah, meremas pantatku, sedang tangan satunya masih ketat mendekapku. Aku menggelinjang karena remasan dipantatku dan tekanan kontolnya yang ngaceng itu makin terasa diperutku. “Aah”, lenguhku sementara bibirku masih terus dikulumnya dengan penuh napsu juga. Lidahnya kemudian dikeluarkan dari mulutku, bibirku dijilati kemudian turun ke daguku.
Tangannya bergeser dari pantatku ke arah nonokku, “Aah”, kembali aku mengerang ketika jarinya mulai mengilik nonokku. Lidahnya mengarah ke leherku, dijilatinya sehingga aku menggeliat2 kegelian. Sementara itu jarinya mulai mengelus2 nonokku yang sudah sangat basah itu dan kemudian kembali menjadikan i tilku sasaran berikutnya. Digerakkannya jarinya memutar menggesek i tilku. Aku menjadi lemes dipelukannya. “Nes, jembut kamu lebat sekali, gak heran napsu kamu gede banget. Dikilik sebentar aja udah basah begini, padahal baru nyampe”, katanya sambil mengangkangkan pahaku lagi. Dia membuka celananya, sekaligus dengan cdnya. Ternyata kontolnya besar dan panjang, berdiri tegak karena sudah ngaceng berat. Aku ditariknya bangun kemudian disuruh menelungkup ditembok teras. Dia memposisikan dirinya dibelakangku, punggungku didorong sedikit sehingga aku menjadi lebih nungging. Pahaku digesernya agar lebih membuka. Aku menggelinjang ketika merasa ada menggesek2 nonokku. nonokku yang sudah sangat licin itu membantu masuknya kontol besarnya dengan lebih mudah.
Kepala kontolnya sudah terjepit di nonokku. Terasa sekali kontolnya sesek mengganjal di
selangkanganku. “Aah, gede banget kontol mas”, erangku. Mas Anto diam saja, malah terus mendorong kontolnya masuk pelan2. Aku menggeletar ketika kontolnya masuk makin dalam. Nikmat banget rasanya kemasukan kontolnya yang besar itu. Pelan2 dia menarik kontolnya keluar dan didorongnya lagi dengan pelan juga, gerakan keluar masuk kontolnya makin cepat sehingga akhirnya dengan satu hentakan kontolnya nancep semua di nonokku. “Aah, enak banget kontol mas”, jeritku. “nonokmu juga peret banget Nes.
Baru sekali aku ngerasain nonok seperet nonokmu”, katanya sambil mengenjotkan kontolnya keluar masuk nonokku. “Huh”, dengusku ketika terasa kontolnya nancep semua di nonokku. Terasa biji pelernya menempel ketat di pantatku. nonokku terasa berdenyut meremes2 kontolnya yang nancep dalem sekali karena panjangnya. Tangannya yang tadinya memegang pinggulku mulai meremes toketku dengan gemesnya. Aku menjadi menggelinjang karenanya, sementara itu enjotan keluar masuk kontolnya makin dipercepat. Tubuhku makin bergetar merasakan gesekan kontolnya di nonokku. “Enak , enjotin yang keras, aah, nikmatnya”, erangku gak karuan. Keluar masuknya kontolnya di nonokku makin lancar karena cairan nonokku makin banyak, seakan menjadi pelumas kontolnya. Dia menelungkup dibadanku dan mencium kudukku. Aku menjadi menggelinjang kegelian. Pinter banget dia merangsang dan memberi aku nikmat yang luar biasa. Toketku dilepaskannya dan tangannya menarik wajahku agar menengok ke belakang, kemudian bibirku segera diciumnya dengan napsunya. Lidahnya kembali menyusup kedalam mulutku dan membelit lidahku. Tangannya kembali meneruskan tugasnya meremes2 toketku.
Sementara itu, kontolnya tetep dienjotkan keluar masuk dengan cepat dan keras. Jembutnya yang kasar dan lebat itu berkali2 menggesek pantatku ketika kontolnya nancep semuanya di nonokku. Aku menjadi mengerang keenakan berkali2, ini menambah semangatnya untuk makin mgencar mengenjot nonokku. Pantatku mulai bergerak mengikuti irama enjotan kontolnya. Pantatku makin cepat bergerak maju mundur menyambut enjotan kontolnya sehingga rasanya kontolnya nancep lebih dalem lagi di nonokku. “Terus , enjot yang keras, aah nikmat banget deh dien tot mas”, erangku. Dia makin seru saja mengenjot nonokku dengan kontolnya. Aku tersentak. Perutku terasa kejang menahan kenikmatan yang luar biasa. Bibirku kembali dilumatnya, aku membalas melumat bibirnya juga, sementara gesekan kontolnya pada nonokku tetep saja terjadi. Akhirnya aku tidak dapat menahan rangsangan lebih lama, nonokku mengejang dan “Ines nyampe aah”, teriakku. nonokku berdenyut hebat mencengkeram kontolnya sehingga akhirnya, kontolnya mengedut mengecretkan pejunya sampe 5 semburan.
Terasa banget pejunya yang anget menyembur menyirami nonokku. kontolnya terus dienjotkan keluar masuk seiring ngecretnya pejunya. Napasku memburu, demikian juga napasnya. “Nes, gak apa2 kan aku ngecret didalem nonok kamu”, katanya. “Gak apa2 kok mas, Ines punya obat biar gak hamil”. kontolnya terlepas dari jepitan nonokku sehingga terasa pejunya ikut keluar mengalir di pahaku. Dia segera berbaring didipan. “Nes, nikmat banget deh nonok kamu, peret dan empotannya kerasa banget”, katanya. “Mas sudah sering ngen totin abg ya, ahli banget bikin Ines nikmat. “, jawabku sambil menelentangkan badanku disebelahnya. “Paling sama customer yang ngundang aku ke pulau seperti kamu gini. Ya aku milih yang bag lah, kalo sepantaran aku mana asik”, jawabnya.
Mas Anto bangun dan masuk kamar mandi. Dia rupanya sedang membersihkan dirinya karena sejak abis berenang di laut dia belum mandi, sementara aku masih saja telentang di dipan menikmati sisa2 kenikmatan yang baru saja aku rasakan. Dia keluar dari kamar mandi, duduk disampingku yang terkapar telanjang bulat. “Kamu bener2napsuin deh Nes, toket kamu gede dan kenceng, mana pentilnya gede lagi”, katanya. Aku hanya tersenyum mendengar ocehannya. “Aku paling suka liat jembut kamu, lebat banget sih. Aku paling napsu ngeliat cewek kayak kamu ini, toketnya gede kenceng dan jembutnya lebat, nikmat banget dien totnya,” katanya lagi. Dia berbaring disebelahku dan memelukku, “Nes, aku pengen lagi deh”, katanya. Aku kaget juga dengernya, baru aja ngecret udah napsu lagi, tapi aku suka lelaki kaya begini, udah kontolnya gede dan panjang, kuat lagi ngen totnya. Dia mulai menciumi leherku dan lidahnya menjilati leherku. Aku menggelinjang dan mulai terangsang juga. Bibirku segera diciumnya, lidahnya kembali menyusup kedalam mulutku dan membelit lidahku.
Sementara itu tangannya mulai meremes2 toketku dengan gemes. Dia melepaskan bibirku tetapi lidahnya terus saja menjilati bibirku, daguku, leherku dan akhirnya toketku. Pentilku yang sudah mengeras dijilatinya kemudian diemutnya dengan rakus. Aku menggeliat2 karena napsuku makin memuncak juga. “Aah, mas napsu banget sih, tapi aku suka banget”, erangku. Toketku yang sebelah lagi diremes2nya dengan gemes. Jari2nya menggeser kebawah, keperutku, Puserku dikorek2nya sehingga aku makin menggelinjang kegelian. Akhirnya jembutku dielus2nya, tidak lama karena kemudian jarinya menyusup melalui jembutku mengilik2 nonokku. Pahaku otomatis kukangkangkan untuk mempermudah dia mengilik nonokku. “Aah”, aku melenguh saking nikmatnya. Dia membalik posisinya sehingga kepalanya ada di nonokku, otomatis kontolnya yang sudah ngaceng ada didekat mukaku. Sementara dia mengilik nonok dan i tilku dengan lidahnya, kontolnya kuremes dan kukocok2, keras banget kontolnya. Kepalanya mulai kujilati dan kuemut pelan, lidahnya makin terasa menekan2 i tilku sehingga pantatku terangkat dengan sendirinya.
Enggak lama aku mengemut kontolnya sebab dia segera membalikkan badannya dan menelungkup diatasku, kontolnya ditancapkannya di nonokku dan mulai ditekennya masuk kedalam. Setelah nancep semua, mas Anto mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Bibirku kembali dilumatnya dengan penuh napsu, sementara itu terasa banget kontolnya mengisi seluruh ruang nonokku sampe terasa sesek. Nikmat banget ngen tot sama dia. Aku menggeliat2kan pantatku mengiringi enjotan kontolnya itu. Cukup lama dia mengenjotkan kontolnya keluar masuk, tiba2 dia berhenti dan mencabut kontolnya dari nonokku. Dia turun dari dipan dan duduk di kursi yang ada didekat dipan, aku dimintanya untuk duduk dipangkuannya mengangkang diantara kedua kakinya. Dia memelukku dengan erat. Aku sedikit berdiri supaya dia bisa mengarahkan kontolnya yang masih ngaceng itu masuk ke nonokku.
Aku menurunkan badanku sehingga sedikit2 kontolnya mulai ambles lagi di nonokku. Aku menggeliat merasakan nikmatnya kontolnya mendesak masuk nonokku sampe nancep semuanya. Jembutnya menggesek jembutku dan biji pelernya terasa menyenggol2 pantatku. Aku mulai menaik turunkan badanku
mengocok kontolnya dengan nonokku. Dia mengemut pentilku sementara aku aktif bergerak naik turun. Nikmat banget, kayanya lebih nikmat dari tadi. “Aah, enak banget deh, lebih nikmat dari yang tadi”, erangku sambil terus menurun naikkan badanku mengocok kontolnya yang terjepit erat di nonokku. nonokku mulai berdenyut lagi meremes2 kontolnya, gerakanku makin liar, aku berusaha menancepkan kontolnya sedalam2nya di nonokku sambil mengerang2. Tangannya memegang pinggulku dan membantu agar aku terus mengocok kontolnya dengan nonokku. Aku memeluk lehernya supaya bisa tetep mengenjot kontolnya, denyutan nonokku makin terasa kuat, dia juga melenguh saking nikmatnya, “Nes, empotan nonokmu kerasa banget deh, mau deh aku ngen tot ama kamu tiap hari”. Akhirnya aku gak bisa menahan rangsangan lebih lama dan “Ines nyampe, aah”, teriakku dan kemudian aku terduduk lemas dipangkuannya. Hebatnya dia belum ngecret juga, kayanya ronde kedua membuat dia bisa ngen tot lebih lama. “Cape Nes”, tanyanya tersenyum sambil terus memelukku. “He eh”, jawabku singkat.
Pelan mas anto mengangkat badanku dari pangkuannya sehingga aku berdiri, kontolnya lepas dari jepitan nonokku. kontolnya masih keras dan berlumuran cairan nonokku. Kembali aku dimintanya nungging didipan, doyan banget dia dengan doggie style. Aku sih oke aja dengan gaya apa saja karena semua gaya juga nikmat buat aku. Dia menjilati kudukku sehingga aku menggelinjang kegelian, perlahan jilatannya turun ke punggung. Terus turun ke pinggang dan akhirnya sampe dipinggulku. Otot perutku terasa tertarik karena rangsangan jilatan itu. Mulutnya terus menjilati, yang menjadi sasaran sekarang adalah pantatku, diciuminya dan digigitnya pelan. Apalagi saat lidahnya mulai menyapu daerah sekitar lubang pantatku. Geli rasanya. Jilatannya turun terus kearah nonokku, kakiku dikangkangkannya supaya dia bisa menjilati nonokku dari belakang. Aku lebih menelungkup sehingga pantatku makin menungging dan nonokku terlihat jelas dari belakang.
Dia menjilati nonokku, sehingga kembali aku berteriak2 minta segera dien tot, “nakal deh mas, ayo dong Ines cepetan dien totnya”. Dia berdiri dan memposisikan kontolnya dibibir nonokku dan dienjotkannya kedalam dengan keras sehingga nancep semua dengan sekali enjotan. Dia mulai mengenjot nonokku dengan kontolnya, makin lama makin cepat. Aku kembali menggeliat2kan pantatku mengimbangi enjotan kontolnya dinonokku. Jika dia mengejotkan kontolnya masuk aku mendorong pantatku kebelakang sehingga menyambut kontolnya supaya nancep sedalam2nya di nonokku. Toketku berguncang2 ketika dia mengenjot nonokku. Dia meremes2 toketku dan memlintir2 pentilnya sambil terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk. “Terus mas, nikmat banget deh”, erangku lagi. Enjotan berjalan terus, sementara itu aku mengganti gerakan pantatku dengan memutar sehingga efeknya seperti meremes kontolnya. Dengan gerakan memutar, i tilku tergesek kontolnya setiap kali dia mengenjotkan kontolnya masuk. Denyutan nonokku makin terasa keras, diapun melenguh, “Nes, nikmat banget empotan nonok kamu”. Akhirnya kembali aku kalah, aku nyampe lagi dengan lenguhan panjang, “Aah nikmatnya, Ines nyampeee”. Otot perutku mengejang dan aku ambruk ke dipan karena lemesnya.
Aku ditelentangkan di dipan dan segera mas Anto menaiki tubuhku yang sudah terkapar karena lemesnya. Pahaku dikangkangkannya dan segera dia menancapkan kembali kontolnya di nonokku. kontolnya dengan mudah meluncur kedalam sehingga nancep semuanya karena nonokku masih licin karena cairan yang berhamburan ketika aku nyampe. Dia mulai mengenjotkan lagi kontolnya keluar masuk. Hebat sekali staminanya, kayanya gak ada matinya ni orang. Aku hanya bisa terkapar menikmati sisa kenikmatan dan rangsangan baru dari enjotan kontolnya. Dia terus mengejotkan kontolnya dengan cepat dan keras. Dia kembali menciumi bibirku, leherku dan dengan agak membungkukkan badan dia mengemut pentilku. Sementara itu enjotan kontolnya tetap berlangsung dengan cepat dan keras. Aku agak sulit bergerak karena dia agak menindih badanku, keringatku sudah bercampur aduk dengan keringatnya. Enggak tau sudah berapa lama dia mengen toti ku sejak pertama tadi. Dia menyusupkan kedua tangannya kepunggungku dan menciumku lagi. kontolnya terus saja dienjotkan keluar masuk.
Perutku mengejang lagi, aku heran juga kok aku cepet banget mau nyampe lagi dien tot dia. Aku mulai menggeliatkan pantatku, kuputar2 mengimbangi enjotan kontolnya. nonokku makin mengedut mencengkeram kontolnya, pantatku terkadang terangkat menyambut enjotannya yang keras, sampe akhirnya, “terus mas, yang cepet, Ines udah mau nyampe lagi”, teriakku. Dia dengan gencarnya mengenjotkan kontolnya keluar masuk dan, “Aah Ines nyampe lagi”, aku berteriak keenakan. Berbarengan dengan itu terasa sekali semburan pejunya yang kuat di nonokku. Diapun ngecret dan ambruk diatas badanku. Kami sama2 terkulai lemes, lebih2 aku karena aku udah nyampe 3 kali sebelum dia akhirnya ngecret dinonokku. ” Mas kuat banget deh ngen totnya, mana lama lagi. Nikmat banget ngen tot ama mas. Kapan mas ngen totin Ines lagi”, kataku. Dia tersenyum mendengar sanjunganku. “Kalo ada kesempatan ya aku sih mau aja ngen totin kamu. nonok kamu yang paling nikmat dari semua cewek yang pernah aku en tot”, jawabnya memuji.
Kita pindah kedalem kamar. Aku terkapar telanjang karena nikmat dan tak lama lagi tertidur. Paginya aku terbangun karena mas Anto memelukku. Kayanya sarapan pagi bakalan ngerasain kontolnya lagi keluar masuk nonokku. “Nes, aku pengen ngerasain empotan nonok kamu lagi ya, boleh kan”, katanya. Dia lalu berbaring telentang di ranjang, lalu aku mulai jongkok di atasnya dan menciumi nya, tangannya mengusap-usap punggungku. Bibirnya kukulum, “Hmmmhh… hmmhhh…” dia mendesah-desah. Setelah puas melumat bibir dan lidahnya, aku mulai bergerak ke bawah, menciumi dagunya, lalu lehernya. Kuciumi dadanya. “Hmmmhhh… aduh Nes enak ..” rintihnya. Dia terus mendesah sementara aku mulai menciumi perutnya, lalu pusarnya, sesekali dia berteriak kecil kegelian. Akhirnya , kontolnya yang sudah ngaceng berat kupegang dan kukocok2, “Ahhhhh… Hhhh….Hmmhmh… Ohhh …” dia cuman bisa mendesah doang.
Kontolnya langsung kukenyot-kenyot, sementara dia meremas-remas rambutku saking enaknya, “Ehmm… Ehmm…” Mungkin sekitar 5 menitan aku ngemut kontolnya, kemudian aku bilang, “sekarang giliran mas yach?” Dia cuma tersenyum, lalu bangkit sedangkan aku sekarang yang ganti tiduran. Dia mulai nyiumin bibirku, kemudian leherku sementara tangannya meraba-raba toketku dan diremasnya. “Hmhmhhm… Hmhmhmh…” ganti aku yang mendesah keenakan. Apalagi ketika dia menjilati pentilku yang tebal dan berwarna coklat tua. Setelah puas melumat pentilku bergantian, dia mulai menjilati perutku. Dia langsung menciumi nonokku dengan penuh napsu, otomatis pahaku mengangkang supaya dia bisa mudah menjilati nonok dan i tilku. “Ahh.. Ahhhh…” aku mengerang dan mendesah keras keenakan.
Sesekali kudengar “slurrp… slurrp…” dia menyedot nonokku yang sudah mulai basah itu. “Ahhhh… Enak …”, desahan ku semakin keras saja karena merasa nikmat, seakan tidak peduli kalau terdengar orang di luar. Napsuku sudah sampe ubun2, dia kutarik untuk segera menancapkan kontol besarnya di nonokku yang sudah gatel sekali rasanya, pengen digaruk pake kontol. Pelan-pelan dia memasukkan kontolnya ke dalam nonokku. dengan satu enjotan keras dia menancapkan seluruh kontolnya dalam nonokku. “Uh… uhhh….aahh…nikmat banget” desahku ketika dia mulai asyik menggesek-gesekkan kontolnya dalam nonokku. Aku menggoyang pinggulku seirama dengan keluar masuknya kontolnya di nonokku. Dia mempercepat gerakannya. Gak lama dienjot aku sudah merasa mau nyampe, “Ah…Ines sepertinya mau… ahhh…” dia malah mempergencar enjotan kontolnya dinonokku, “Bareng nyampenya ya Nes, aku juga dah mau ngecret”, katanya terengah. Enjotan kontolnya makin cepat saja, sampe akhirnya, “Ines nyampe aah”, badanku mengejang karena nikmatnya, terasa nonokku berdenyut2 meremas kontolnya sehingga diapun menyodokkan kontolnya dengan keras, “Nes, aku ngecret aah”, terasa semburan pejunya yang deres dinonokku. Dia terkapar lemes diatas badanku, demikian pula aku.